Dua Sampai Empat Belas Jam Dari Jakarta

Sekitar dua belas sampai empat belas jam dari Jakarta ke arah timur dengan bus malam, maka sampailah kita ke sebuah tempat yang boleh dibilang antah berantah. Sebuah daerah yang berbanding terbalik dengan suasana Jakarta dan kota besar lainnya di negeri ini. Panas, terik, gerah, dan sepi, begitulah mungkin yang baru saja menginjakkan kakinya di daerah ini. Tidak ada yang spesial sebenarnya di tempat ini, hehehe.

Rembang, begitu orang menyebutnya. Sebuah kabupaten kecil di pantura timur propinsi Jawa Tengah dan berbatasan langsung dengan propinsi Jawa Timur. Kabupaten yang beribukota di kecamatan Rembang atau lebih dikenal sebagai kota Rembang ini juga berbatasan langsung dengan laut Jawa, sehingga sudah pasti terik kala siang hari. Curah hujannya yang juga sedikit menjadikan kota ini tampak seperti kota gersang, meskipun di beberapa lokasi masih terdapat pohon-pohon besar yang rindang.

Kapal tradisional yang dilabuhkan di Pelabuhan Tasik Agung, Rembang

"Apa sih uniknya kota ini?"
Sebuah pertanyaan yang sulit untuk dijawab, karena memang tidak ada yang unik di kota ini. Seperti halnya kebanyakan kota-kota kabupaten di Jawa Tengah lainnya. Pariwisata tampaknya tidak begitu berkembang di kota ini, contohnya Dampo Awang Beach yang letaknya tidak jauh dari pusat kota Rembang dan tepat di tepi jalur pantura, benar-benar tidak layak dikunjungi, karena bisa dibilang "semrawut". Ada juga pantai baru yang menjadi tempat wisata di kota ini, namanya adalah Karang Jahe Beach, letaknya di timur kota Rembang, sama-sama belum layak menjadi tempat wisata kelas dunia, hehehe.

Mudah-mudahan pemerintah daerah Rembang membacanya dan lebih mengedepankan pembangunan pariwisata Rembang yang sebenarnya bisa sangat maju melampaui pariwisata kabupaten-kabupaten lainnya di Jawa Tengah. Lantas jika tempat wisatanya "buruk" dan "jelek", apa yang ditawarkan di kota ini?,
Mungkin yang bisa dinikmati hanyalah "suasana" dan "kuliner"-nya, hehehe. Dalam hal suasana, kota ini bisa dibilang bergerak lamban, jadi apa yang ada sepuluh tahun lalu masih sama yang ada saat ini; kemudian bagaimana masyarakatnya yang guyub, rukun, ramah, dan toleransi yang tinggi. Cocok untuk masyarakat kota besar yang penat akan ke-dinamis-an kota besar. 

Gardu pandang di Dampo Awang Beach atau yang lebih dikenal dengan Taman Rekreasi Pantai Kartini.

Bagi yang hobi fotografi, dengan kondisi penyinaran matahari pagi dan sore yang bagus, menjadikan kota Rembang adalah titik yang bagus untuk dijadikan objek fotografi, terutama foto yang bertema streetphotography. Budaya yang dapat dilihat dari aktivitas masyarakat dan bangunannya juga menarik untuk diamati. Namun, sayangnya sudah banyak bangunan cagar budaya yang hilang dan berganti menjadi bangunan baru. Tetapi jangan patah semangat dahulu, masih ada kok bangunan jadul yang bagus dan menarik.

Lalu kuliner, sepertinya sih biasa-biasa dan mirip dengan kabupaten-kabupaten lainnya di Jawa Tengah. Namun, dengan selera masing-masing orang, pasti ada yang berbeda kok. Coba saja kunjungi alun-alun kala malam hari, banyak street food yang menggugah selera. 
Coretan berikutnya mungkin masih berkutat seputar Rembang ya.

Nah, begitulah secuil coretan tentang daerah yang jauhnya dua belas sampai empat belas jam dari Jakarta.

Share this:

Penulis